Kebudayaan luar ternyata dapat membangun dan mengangkat kebudayaan daerah/lokal Indonesia.
Halo kawan kawan,bagaimana kabar anda hari ini?Yok mari baca sekilas....Apakah anda tahu Tarian lokal Indonesia yang berasal dari Jawa yaitu Tarian Jathilan (Kuda Lumping)?Nah tarian ini mirip dengan gangnam style,mungkin saja gangnam juga ingin menyamai kuda lumping :p hahaha.....nah Kebudayaan luar Gangnam telah mendunia,namun dalam Indonesia tarian Jathilan sepertinya belum dikenal banyak orang.Nah sekarang kalian musti mengetahuinya.
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah
tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah
menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang
di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan
cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan
adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga
menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti
atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.
Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian
ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh
kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di
luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti
berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun
catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
== Sejarah == Konon, tari kuda lumping merupakan
bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran
Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Ada pula versi yang
menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden
Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain
menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan
Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk
menghadapi pasukan Belanda.
Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda
lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan
berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis,
dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor
kuda di tengah peperangan.
Seringkali dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga
menampilkan atraksi yang mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis,
seperti atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri,
berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini
merefleksikan kekuatan supranatural yang pada zaman dahulu berkembang di
lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan
untuk melawan pasukan Belanda.
Untuk melihat video silahkan klik link dibawah ini: atau gambar diatas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar